Sabtu, 14 Maret 2015

Biarlah anak-anak puas bermain di masa kecil, masa itu tak kan pernah terulang lagi dalam hidupnya, sedapat mungkin permainannya alami. Sentuhan-sentuhan alam akan menjadikan ia peka dengan kemuliaan dan keagungan Tuhannya. Biarkan mereka bersosialisasi dengan teman-temannya dan biarkan ia menemukan kebersamaan dan kedamaian di masa kecil. Kenangan masa kecil yang lugu, lucu, dan apa adanya itu akan menjadi kenangan manis yang membuatnya merasa bahagia ketika mereka telah renta. Benar-benar masa itu tak akan terulang lagi, dan memang tak patut pula untuk diulangi.
Masa remaja adalah masa yang berbunga-bunga, masanya jatuh cinta, meskipun umumnya tidak menjadi nyata. Tidak apa-apa, itu wajar, yang terpenting harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungannya dan keyakinan/agama yang dianutnya. Jagalah sehingga keindahan itu tidak ternodai oleh pelanggaran norma-norma di masyarakat dan keyakinan yang kita anut sendiri.
Ketika suatu saat seorang manusia telah berumah tangga, maka curahan cinta, perhatian, dan kesetiaan sudah semestinya hanya untuk keluarga (istri/suami dan anak-anak), kemudian kebajikan-kebajikan serta tauladan-tauladan sudah sepatutnya ditingkatkan. Itulah sebabnya Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin yang 30 juzuk itu memotivasi dan memberi pesan yang tegas kepada sekalian umat, "Apabila umurmu telah mencapai 40 tahun, sedangkan kebajikan-kebajikanmu tidak melebihi kekhilafan-kekhilafanmu, maka bersiap-siaplah engkau masuk neraka",
Ketika seseorang manusia mempunyai kesempatan untuk berbuat kebajikan hendaklah diperbbuatnya dengan segera, karena masa yang telah berlalu itu tak akan pernah kembali lagi. Ketahuilah bahwa setiap titik waktu yang menyertai perjalanan hidup kita ini bersifat mutlak hanya sekali (satu pertemuan). Sebelum atau sesudahnya dalam selang garis waktu, tetapi berada di luar titik waktu tertentu. Titik-titik waktu berjalan sedemikian rupa bersifat kontinious (terus-menerus dan konsisten), tidak ada manusia yang tahu pasti sejak kapan bermulanya dan sampai kapan berakhirnya.
Andai saja titik-titik waktu dapat berulang, tentulah banyak umat manusia yang merevisi perjalanan hidupnya. Namun kitapun mengerti bahwa logika yang cerdas tidak dapat menapikan bahwa titik-titik waktu tak mungkin terulang lagi.

Selasa, 09 Desember 2014

DI LINTASAN LIMIT

Assalamu 'alaikum dan salam sejahtera.
Dulu, semasa aku masih kecil, ibuku selalu mengarahkanku; "Cepat mandi, tu temanmu dah main dan sudah mandi." Ketika sudah menjelang magrib, aku dipanggil lagi, "Pulang, dah sore, cepat pergi ngaji!". Ketika aku agak telat pulang ngaji, ibuku bertanya lagi, "Ngapa kok lambat? Apa ada hafalan?" Menjelang malam, ibuku bicara lagi, "Tu dah malam, tidur lagi ya.".
Hidup ternyata berada di lintasan limit. Suatu saat, ketika aku pulang ke kampung halamanku, di Desa Selatbaru, Bengkalis, (Riau, Indonesia tentunya), waktu itu sudah hari ke-7 Idul Fitri. Saya bersama istri dan anak-anak sudah berencana pulang ke rumahku di Pekanbaru. Seseorang - aku panggil Mbakyu, rumahnya tak jauh dari rumah mendiang orangtuaku dan masih ada hubungan famili - walaupun sambil bergurau menyapaku, "Yo mbok dicekeli Mbakyune iki sepuloh-sepuloh ewu" (Coba dikasi Kakak ini uang agak RP.10.000,-). Karena uang yang kupegang telah menipis dan dalam perencanaan untuk Idul Fitri tahun itu Mbakyu itu tidak termasuk sasaran angpaoku, akupun berpikir, "Kalau ngasi cuma Rp.30.000,- kok seperti kecil sekali". Maka bisikan kedua dihatiku "Kasi tahu depan sajalah Mbakyu itu".

Dua hari kemudian aku pulang ke Pekanbaru. Sekitar seminggu setelah aku di Pekanbaru, akupun dapat kabar, bahwa Mbakyu itu telah meninggal dunia.

Aku dapat pelajaran lagi dari alam (pastinya dari Tuhan, karena Tuhanlah yang berkehendak mutlak terhadap alam ini), bahwa ternyata berbuat baikpun  semestinya tidak ditunda biarpun mungkin dalam penilaian kita hanya kecil atau tak banyak bermanfaat, sebab kesempatan untuk kita berada dalam lintasan limit. Ketika limitnya telah sampai maka berhentilah benda yang bergerak dalam lintasan itu. Maka ketika kita ingin berbuat baik, buat sajalah, karena di masa akan datang, mungkin kita tidak punya kesempatan. Bisa jadi:

1.Objek yang menjadi sasaran perbuatan baik kita itu meninggalkan kita (hijrah ke daerah lain secara fisik, hijrah ingatan (sakit dan tak ingat dengan kita), atau dipanggil Tuhan karena telah sampai janji atau limit hidupnya).

2.Jika kebaikan itu berupa benda atau dianggap benda, mungkin saja benda itu tidak ditemukan lagi.

3.Kita sendiri sebagai subjek mungkin saja telah sampai limitnya, sehingga tidak dapat menyampaikan kebaikan-kebaikan itu lagi disebabkan ujur kesehatannya atau dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.

Sempatkan berbuat baik kepada sesama, pahami mereka, terima masukan dari siapapun dan diskusikan dalam hati kecil kita - karena dia lebih tahu dan arif dari tubuh kasar kita yang terkadang menghalangi kebaikan hati nurani. Hiduplah dalam keindahan sanubari, dan pulanglah nanti ke pangkuan asal kita - Tuhan Yang Maha Kasih, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Mulia. Kita tetap ke sana, yaitu ketika lintasan limit kita telah berakhir untuk sementara di dunia yang indah penuh kenangan ini, tetapi juga benar-benar pana.
Wassalam.

Senin, 15 November 2010

Surga di hati kita

Setiap manusia pada awalnya adalah suci dan baik. Bahkan kesucian dan kebaikan seseorang selalu dan selalu didorong terus-menerus dalam perjalanan hidup ini. Duduklah sendiri, layangkan pandangan ke angkasa raya, kenangkan setiap awal perbuatan kita. Akan kita dapatkan seruan-seruan kebaikan dengan penuh kesucian pada diri kita, sekaligus dorongan untuk meninggalkan kejahatan dan angkara murka. ya kan? Kalau belum kita temukan kenangan itu, maka lemnutkan hati, coba ulangi. 
Hanya saja bisikan atau seruan berikutnya tergantung kepada  banyak mana kita telah membiasakan diri dengan kebaikan dan cita-cita kita kepada hal-hal yang baik. jika terlalu sering kalah dengan norma-norma kebaikan dan kesucian yang diserukan oleh Sang Pencipta, maka seruan itu nadanya menjadi lemah, tetapi bagi orang-orang yang mau mendengarkan dengan sepenuh hati, maka seruan itu akan semakin menguat nadanya dan dapat menjadi seruling sakti yang menyebarkan energi kebajikan dalam diri kita. 
Ketika energi kebaikan telah berpadu dan mampu menyanyikan irama-irama suci di relung-relung sanubari diri kita maka keindahan dan kesyahduan surga telah menyatu pula di hati sanubari kita. Biarkanlah kesungguhan, kebaikan, kesucian, keluhuran budi, pengabdian, cinta kasih, kesetiaan, kedamaian, penghormatan, keteguhan hati, patriotisme, kecintaan pada tanah air, bangsa dan negara mengisi diri kita dalam sunyi dan bisunya waktu. Ketahuilah bahwa lebih banyak pahlawan yang tak dikenal yang ikhlas dari pada pahlawan yang dikenal dan dikagumi.

Jumat, 12 November 2010

KEHORMATAN UNTUK SUATU PENGHORMATAN

Berbahagialah bagi anda yang telah mendapatkan kehormatan dari penghormatan anda terhadap orang lain. Penghormatan yang sejati hanya akan lahir dari kemuliaan hati dan keluhuran budi. Namun masih banyak pula orang yang tidak mengerti maksud kalimat yang tersusun dari paduan kata cemerlang di atas. Banyak orang yang berkeinginan untuk dihormati, tetapi ia tidak atau kurang mau menghormati dan memuliakan orang lain. Ketahuilah bahwa kehormatan akan kita rasakan dari orang-orang yang kita muliakan, kita sayangi dan kita bantu. Perbanyaklah membantu orang lain, sehingga anda benar-benar merasakan bahagia karena telah dapat memudahkan orang lain. Tapi ingat membantu dan memuliakan orang lain bukan tanpa analisa. Ketegasan terhadap orang yang ada indikasi manipulasi dan menyimpang dari nilai-nilai kemuliaan adalah suatu bantuan pula terhadapnya agar tidak menjauh dari kemuliaan dan kehormatan dirinya. Setiap orang menjalani takdirnya masing-masing sampai suatu saat ia dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Berkaryalah dengan santun dan perbanyaklah memahami orang lain, karena tanpa orang lain ternyata kita juga bukan siapa-siapa. Cintailah yang ingin anda cintai dengan sepenuh hati, tetapi jangan mengharapkan ia mencintaimu. Perlakukan yang anda cintai dengan penuh damai dan kesucian sampai Yang Paling Mengetahui dan Yang Paling Mencintai anda mengetahui bahwa anda adalah pecinta sejati dan patut mendapat kecintaan dari-Nya, dan  itu sesungguhnya adalah kehormatan tertinggi bersebab anda dalam zona nafsul mutmainnah yang wajar untuk menetap di wilayah Jannatun naim.

Kamis, 11 November 2010

HIDUP TERBATAS DALAM RENTANG WAKTU TERTUTUP

Assalamu'alaikum dan salam sejahtera untuk semua.

Hidup sesungguhnya berada dalam selang atau rentang waktu, titik awal dan titik akhir. Kehidupan juga demikian, berada dalam rentang waktu, cuma kehidupan mempunyai rentang waktu yang lebih panjang. Bahkan seolah-olah tanpa batas, tetapi sebenarnya tetap terbatas.

Dalam kehidupan yang terbatas itulah semestinya kita  berkarya, menghasilkan karya-karya terbaik, minimal pada lingkup kita masing-masing. Sewaktu kita menjadi siswa/pelajar/santri maka sudah sewajarnya kita menjadi yang terbaik. Pertama terbaik dalam akhlak (tutur kata, sikap dan perbuatan). Kedua terbaik dalam bidang akademik (yaah kalau tidak mampu terbaik dalam keseluruhan pelajaran, sangat mungkin untuk menjadi yang terbaik dalam mata pelajaran tertentu saja, atau mungkin mampu untuk menjadi terbaik dalam sekelompok mata pelajaran, atau paling tidak terbaik dalam sikap terhadap mata pelajaran tersebut - untuk mata pelajaran lainnya minimal memenuhi standar: hadir mencapai minimal 95% (taraf kepercayaan minimal), mengerjakan seluruh tugas dengan usaha yang sungguh-sungguh dan telah optimal menggunakan kemampuan, berusaha dengan sepenuh hati menguasai ilmu, dan jangan lupa selalu berdoa kehadirat Yang Maha Kuasa dengan selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam melaksanakan segala perintahnya, dan berusaha pula menjadi yang terbaik dalam menjauhi segala larangannya. Maknanya kita menjadi yang mufasikhin (yaitu golongan manusia yang sangat berhati-hati). Dengan demikian sangatlah mungkin kita menjadi insan kamil (sempurna) dalam kehidupan ini, terbaik dalam hidup di dunia dan tentu saja dapat berharap menjadi yang terbaik di alam yang akan datang (akhirat sono tu lho). Tentu saja kita masih harus dengan sepenuh hati dan konsisten. Berat nggak itu? Tentu saja tidak. Selamat menjalani dan meneruskan kehidupan sampai Yang Maha Kasih memanggilmu, dan semoga ketika dipanggil andapun siap serta dengan penuh harap. Semoga dalam perjalanan hidup selanjutnya penuh dengan wangi bunga kehidupan, dan sesejuk keindahan rembulan purnama. Amin.

Minggu, 07 November 2010

ANAK-ANAKKU, KAMU TENTU BISA

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Kesulitan adalah cabaran untuk direngkuh. Tekun, sabar dan dan punya azam untuk sampai ke tujuan adalah kunci kejayaan. Kamu pasti bisa (boleh kate orang Melayu) menempuh semua cabaran itu. Cuma perlu tekad dan kesabaran untuk sampai ke matlamat yang kamu cita-citakan. Itu semua mungkin untuk kita capai apabila kita semua mau kerja keras, tekun, sabar, and sharing pendapatlah sesama teman.
(Bace dalam logat Melayu ye. Jike belom dalam bahase Melayu, kene ulanglah encek-encek dan puan-puan, tak apelah ye).

Sabtu, 06 November 2010

TIDAK MUNGKIN ITU KULUPAKAN

Dinda, senja semakin berlabuh
Mengiringi mimpi-mimpiku ketika dinda masih ada di sini
Masih ada selaksa curahan hati yang belum sempat  kanda tanggapi
Sepi bisu dalam kesibukan waktu

Kini aku bercerita hanya pada semilir bayu senja
Terbang tinggi bersatu di langit biru
Bersemayam diam dan sendiri hingga penghujung waktu
Dan ... Engkaupun mungkin  tidak pernah tahu.